Rabu, 17 Juni 2009

Bab I Pentingnya Sholat

Keutamaan  Shalat
Hadits ke-3
Dari Abu Utsman ra, ia berkata,” Saya dan Salman r.a. berada di bawah sebatang pohon, lalu ia mengambil sebatang ranting kering dari pohon itu dan mengguncang-guncangkannya sehingga daun-daunnya berguguran. Ia berkata, ‘Hai Abu Utsman, mengapa engkau tidak bertanya kepada saya, mengapa saya berbuat begini?” Saya bertanya,’ Mengapa engkau berbuat demikian?’ Jawabnya,’ Beginilah Rasulullah saw melakukannya di hadapan saya ketika saya bersama Beliau di bawah sebatang pohon. Beliau mengambil ranting kering dan mengguncangkannya sehingga daun-daunnya berguguran. Lalu Beliau bersabda,’ Wahai Salman, mengapa kamu tidak bertanya kepadaku, mengapa aku berbuat begini?’ Saya bertanya,’ Mengapa Engkau berbuat demikian?’ Sabda Beliau,’ Sesungguhnya jika seorang muslim berwudhu dengan sempurna, kemudian shalat lima waktu, niscaya dosa-dosanya gugur sebagaimana daun-daun ini berguguran.’ Dan Beliau membacakan satu ayat yang artinya, “ Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang ( pagi dan petang ) dan pada sebagian permulaan malam, sesungguhnya amal kebaikan menghapuskan amal kejahatan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang mau ingat ( kepada Allah ).” ( QS Hud: 114). ( HR Ahmad, Thabrani, Nasa’i ).

Penjelasan:

Perbuatan Salman ra yang ia tunjukkan dalam hadits di atas merupakan sebagian kecil dari bukti rasa cinta para shahabat r.hum kepada Nabi saw. Siapapun yang mencintai orang lain, ia akan meniru tingkah laku orang yang dicintainya. Orang yang telah merasakan manisnya cinta, tentu memahami hakikat ini dengan baik. Begitu juga para shahabat, mereka sering mengulaingi sabda-sabda Nabi saw dengan menirukan perbuatan Beliau ketika Beliau menerangkannya.

Hadits-hadits mengenai pentingnya shalat dan ampunan dosa bagi yang mengerjakannya tidak terhitung banyaknya, sehingga sulit untuk disebutkan semuanya di sini. Alim ulama telah membatasi pengampunan tersebut pada dosa-dosa kecil saja, sebagaimana kita telah ketahui sebelumnya. Padahal, di sini tidak ada pembatasan dosa kecil atau dosa besar, tetapi mutlak disebutkan dosa-dosa saja.

Syaikh Maulana Muhammad Yahya rah ( ayah Maulana Zakariyya- pengarang ) memberikan dua penjelasan ketika mengajarkan bab ini:
1. Menanggung dosa besar adalah sesuatu yang jauh dari diri seorang muslim. Adanya perbuatan dosa besar pada dirinya adalah sesuatu yang sulit terjadi. Dan seandainya terjadi, maka jiwa seorang muslim tidak akan tenang sebelum ia bertaubat. Dan tuntutan kemusliman seseorang adalah, jika ia berbuat dosa besar, ia harus benar-benar menyesali perbuatannya, dan tidak akan merasa tenang sebelum ia mensucikan dirinya dengan bertaubat. Adapun dosa-dosa kecil, kadangkala tidak begitu diperhatikan dan dipedulikan sehingga masih menjadi tanggungannya, yang dengan shalat dan amal ibadah lainnya, dosa-dosa kecil itu akan diampuni.
2. Seseorang yang shalat dengan ikhlas dan menunaikan adab serta sunnahnya berarti ia sudah bertaubat dan beristighfar beberapa kali, sebab di akhir bacaan tahiyat terdapat doa yang berbunyi:

“ Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan aniaya yang banyak. Tiada yang sanggup mengampuni dosa-dosa selain Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Di dalam hadits di atas, kita juga dianjurkan untuk menyempurnakan sunnat wudhu dengan memperhatikan adab dan sunnah-sunnah wudhu. Adapun salah satu sunnahnya adalah bersiwak. Bersiwak adalah salah satu sunnah wudhu yang sering diabaikan. Padahal disebutkan dalam hadits, “ Dua rakaat dengan bersiwak terlebih dahulu lebih utama daripada tujuh puluh rakaat tanpa bersiwak.” Dalam hadits yang lain dinyatakan, “ Jagalah siwak, karena di dalamnya terdapat sepulu keutamaan: 1> Membersihkan mulut, 2> Menyebabkan Allah swt ridha, 3> Membuat syaithan marah, 4> Membuat Allah swt dan para malaikat mencintainya, 5> Menguatkan gigi, 6> Menghilangkan kotoran, 7> Mewangikan mulut, 8> Mengurangi kekuningan, 9> Memperjelas penglihatan, dan 10> Menghilangkan bau mulut. Dan bersiwak adalah sunnah Rasulullah saw. ( Al Munabbihat- Ibnu Hajar )

Para ulama telah mengumpulkan sampai tujuh puluh kelebihan bersiwak, salah satu di antaranya adalah akan dimudahkan mengucapkan syahadat ketika meninggal dunia. Sebaliknya menghisap candu ( rokok, shabu-shabu, dll ) mengandung tujuh puluh madharat, salah satu di antaranya adalah akan menyebabkan lupa mengucapkan kalimat syahadat ketika akan meninggal dunia. Masih banyak pahala lainnya jika wudhu dikerjakan dengan sempurna. Sebuah hadits menyebutkan bahwa pada hari kiamat, anggota tubuh yang dibasahi oleh air wudhu akan bercahaya. Dan dengan cahaya inilah, Nabi Muhammad saw akan mudah mengenali ummatnya.

2 komentar:

  1. Hola bendiciones, pasaba por tu bloger y me ha encantado y me ha parecido interesante.
    Que Dios te siga dando creatividad. hasta luego
    Atentamente Luisa Loida Torres

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah zzkllah khoir http://www.dhuafa.org

    BalasHapus

What Does This Blog Talk? Blog ini Bicara Tentang...

Di sini Anda akan menemukan banyak 'mutiara-mutiara' yang digali dari Al Qur'an maupun Al Hadits mengenai pentingnya sholat, mendirikan sholat awal waktu, 'hadiah' bagi yang sangat menjaga waktu-waktu sholatnya dan punishment bagi yang melalaikannya.

Get enjoyed and inspired !!

Salam

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Romantico by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP